Selasa, 28 Agustus 2012

18 agustus 2012


Tanggal 18 agustus hari sabtu, malam itu aku bersemangat untuk mengikuti lomba takbiran di kecamatanku, selama satu minggu aku menantikan malam ini,aku bersemangat sekali setelah beberapa hari lalu,kami,pemuda masjid menyiapkan segala keperluan untuk malam ini,segalanya kami persembahan untuk malam ini. Mulai dari mencari dana,membuat maskot,menyiapkan adek-adek kecil. Keringat bercucuran dari badan kami,namun kami tetap bahagia, walaupun dongkol karena di ceramahi para tetua di desa kami karena perbedaan pandangan tentang takbiran.
Malam ini akhirnya tiba juga,segala persiapan ulang dilakukan mulai dari mengecek lampu,sound dan merapikan barisan. Pukul 7 lewat kami berangakat dengan semangat dan tentu tidak lupa dengan lafadz takbiran,kami berjalan ke arah selatan,ke timur menuju tempat start yang sudah di sepakati. Semua anak berseri-beseri, begitu juga kami,persiapan kami hampir sempurna,sound yang bagus,pakaian yang menandakan kami tidak melupakan budaya kami dan tentunya maskot yang bergelimpangan cahaya menandakan kami siap menyambut hari esok,hari kemanangan bagi kami semua dan hari yang suci.
Sesampainya di tempat tujuan,kami berisatirahat sembari menunggu peserta lain datang,anak kecil duduk di lapangan yang tak bertikar dan tak mempedulikannya,sedangakan kami menyiapkan sekali lagi keperluan yang di butuhkan,kami mengecek lampion yang di pegang anak kecil apakah itu bekerja atau tidak dan ku temukan ada beberapa lampu yang tak bekerja dan temanku memperbaikinya. Lampion itu terbuat dari botol air mineral yang kami iris sedemikaan rupa membentuk lampion. Untuk lampunya sendiri, dua temanku yang ahli dalam masalah listrik merangakai lampu,kabel baterai dan lain sebagainya samapi ada yang kena tenol dan mabuk tenol hahahaha. Setelah semua siap sembari menunggu waktu giliran berangkat,aku bercengkrama bersama teman-teman, melihat peserta lain. Akhirnya waktu berngakat kami tiba,kami memulainya dengan takbiran dan bacaan basmalah tentunya,kami berjalan memutari kecamatan,sembari takbiran,aku menyenmangati adek-adek untuk takbiran,menjaga kekompakan,dan menjaga barisan agar selalu rapi. Di belakang iring-iringan kami, ada beberapa orang tua yang menjaga anak-anaknya.
Dua jam berlalu,akhirnya kami sudah mengelilingi kecamatan, keringatku bercucuran,capek,semuanya capek,tenggorokan adek-adek semua kering karena terlalu bersemangat takbiran,namun semuanya terbayar nantinya. Para ibu-ibu membagikan snack dan minuman kepada adek-adek sembari menanyakan keadaan mereka “capek nggak?”, “ada yang sakit?”, dan banyak pertanyaan lagi. Di sela-sela pengumuman,temanku membuat wawancara kepada remaja masjid
“gimana pendapatnya tentang takbiran ini?”, “untuk ke depannya gimana?”,pertanyaan itu yang temanku lontarkan.
Akhirnya waktu pengumuman pun tiba,mulai dari juara harapan 7,semua deg-degan,panitia tidak menyebut nama kami,lalu kami semua berteriak “horrreeeeeeeee, yesssssssss!”. Juara harapan 6-hingga harapan 2 kami lewati. Ini saat-saat yang menentukan,siapa juara harapan pertama,bila nama desa kami tidak disebut,maka kami akan masuk 3 besar yang artinya nanti kami akan mendapat piala dan mengalahkan desa “kawakan” yang selalu masuk 3 besar.
“dan juara harapan 1 adalah.....”,jreng jreng jreng,semua diam “dengan poin 228, adalah desa...”,suasana makin mencekam “desa dawukan!”, nama desa kami dipanggil,teman-temanku dan adek-adek kecewa,di lain sisi desa lain bersorak kegirangan,mereka menabug drum mereka,memainkan melodi kemenangan yang di dengar kami adalah melodi kekalahan.
“rapopo,iki usahane awak dewe,wes bangga ki dadi harapan 1”, kata temanku menyemangati
“tapi, aku pengen pialane,awak dewe ki wes apik”, timpalku dengan nada kesal
“gawe piala dewe wae”, temanku yang lain ikut berbicara.
Akhirnya aku dan temanku maju mengambil hadiah,aku masih kecewa,cemberut
“wes,jek eneng taun sesuk,awak dewe persiapane mung seminggu,taun ngarep dimatengke meneh”, kata temanku.
Setelah penerimaan hadiah,kami bersiap pulang,namun saat hendak pulang ada pesta kembang api yang meriah dan bagus,dan aku tahu bahwa jarak poin desaku dengan juara 3 hanya terpaut 4 poin, sedikit mengobati sedihku. Kami pulang dengan gembira dan tertawa,hahahahahaha. Sesampainya di mesjid,kami membongkar semuanya,ada yang mengambil lampion,aku turut mengambil 3 lampion untuk kupasang di kamarku,menurunkan maskot,membongkar sound. Setelah selesai aku pulang bersama 3 temanku,karena mereka mau menginap. Sesampainya dirumahku,teman-temanku langsung maen pes hingga jam 3 pagi,sedangkan aku melihat bola,jam 2 aku pamit tidur,agar esok hari fresh saat sholat id dan bersiap pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga dan sanak famili. Itulah satu malam yang indah bagiku dan tak akan kulupakan,aku mendapatkan kebahagian ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar